Laju digitalisasi perbankan syariah gaet semakin banyak nasabah

Digitalisasi bank syariah membutuhkan investasi besar namun mendatangkan banyak keuntungan.

Ilustrasi Alinea.id/Enrico P. W.

Pola perilaku masyarakat dalam melakukan aktivitas ekonomi telah berubah dalam waktu singkat. Pembatasan fisik yang diterapkan sejak awal pandemi Covid-19 praktis membuat masyarakat terbiasa mengerjakan berbagai kegiatan ekonomi seperti jual-beli hingga pembayaran secara daring (online).

Hal ini lantas membuat digitalisasi yang sebelumnya berjalan apa adanya, menjadi semakin cepat bahkan merupakan keniscayaan bagi seluruh sektor ekonomi di dunia, termasuk juga Indonesia. “Di tengah banyaknya tantangan yang disebabkan pandemi, transformasi digital menjadi kunci untuk bisa mempertahankan dan mengembangkan usaha,” kata Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Dudi Dermawan dalam keterangannya kepada Alinea.id beberapa waktu lalu.

Selain itu, tak dipungkiri jika percepatan digitalisasi juga dimaksudkan pula untuk mereguk ceruk pasar ekonomi digital di Indonesia. Di mana menurut laporan terbaru e-Conomy South East Asia (SEA) akan mencapai Gross Merchandise Value (GMV) sebesar US$77 miliar pada 2022. Sementara hingga 2025, ekonomi digital diperkirakan akan senilai US$130 miliar, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 19% dan pada 2030 akan mencapai US$220 miliar sampai US$360 miliar. Adapun sampai saat ini, nilai ekonomi digital tanah air telah mencapai lebih dari US$70 miliar, menjadikannya yang terbesar di ASEAN.

Di sektor keuangan, khususnya perbankan, digitalisasi sebenarnya sudah terjadi 35 tahun yang lalu, sejak mesin ATM (Anjungan Tunai Mandiri) pertama kali digunakan oleh Bank Niaga. Kemudian berlanjut dengan diaplikasikannya computer banking dan mobile banking di tahun 2000-an.

“Dalam beberapa tahun terakhir, transformasi digital di industri perbankan bahkan telah berhasil melahirkan beberapa bank digital sebagai bentuk transformasi dari perbankan yang sudah ada atau perbankan baru berbentuk bank digital,” kata Ekonom Senior Indonesia Financial Group (IFG) Ibrahim Kholilul Rohman kepada Alinea.id, Selasa (6/12).