Lampaui target, co-firing garapan PLN ada di 36 lokasi PLTU

Teknologi co-firing ini dilakukan PLN dengan menggunakan biomassa sebagai substitusi dari batubara yang digunakan PLTU.

Proses pengolahan biomassa dari sekam padi. sumber : PLN

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menyampaikan, PLN selama 2022 telah mengimplementasikan teknologi co-firing di 36 lokasi Pembangkit Tenaga Listrik Uap (PLTU), sedangkan targetnya adalah 35 lokasi. Co-firing ini tercatat sudah memproduksi energi bersih mencapai 575,4 Giga Watt per hour (GWh), atau setara dengan penurunan emisi karbon sebesar 570 ribu ton CO2, dengan memanfaatkan biomassa sebanyak 542 ribu ton.

Teknologi co-firing ini dilakukan PLN dengan menggunakan biomassa sebagai substitusi dari batu bara yang digunakan PLTU, tujuannya untuk menekan emisi karbon.

“Implementasi co-firing akan memberikan dampak terhadap penurunan emisi karbon dan gas rumah kaca. Ini merupakan bagian dari ekosistem listrik kerakyatan yang melibatkan masyarakat dalam penyediaan biomassa sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat," ujar Darmawan dalam keterangannya, Senin (2/1).

Selain memanfaatkan biomassa, Darmawan juga bilang PLN telah membangun rantai pasok biomassa. Ini terdiri dari perencanaan, pembangunan, pengelolaan biomassa plant, hingga komersialisasi di PLTU PLN. Ada pun jenis biomassa yang digunakan saat ini ada lima jenis, yaitu serbuk gergaji, serpihan kayu, cangkang sawit, dan bahan bakar jumputan padat.

Pelaksanaan co-firing ini dilaporkan Darmawan sudah melibatkan kolaborasi pemanfaatan sampah dengan 12 pemerintah daerah (pemda) di seluruh Indonesia dan 6 project Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) yang telah dirilis dan beroperasi di 2022.