Lima pabrik gula baru bentuk wadah GAPGINDO

Total investasi yang dibenamkan kelima pabrik gula mencapai Rp20 triliun.

Ilustrasi perkebunan tebu. Foto patikab

Imbauan Presiden Joko Widodo untuk menggenjot investasi pabrik gula berbasis tebu mendapatkan respons positif dari para investor. Baik investor dalam negeri maupun luar negeri. Mereka berinvestasi membangun pabrik gula baru dan modern berbasis tebu di Indonesia. 

Hal ini dibuktikan dengan terbangunnya lima pabrik gula baru berbasis tebu dan berteknologi modern yang tersebar di sejumlah provinsi di Indonesia. Pabrik gula mulai beroperasi dalam kurun 2-3 tahun terakhir.

Kelima pabrik gula baru adalah PT PT Rejoso Manis Indo di Kabupaten Blitar dan PT Kebun Tebu Mas di Lamongan, Jawa Timur. Lalu, PT Pratama Nusantara Sakti di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan; PT Muria Sumba Manis di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur; dan PT Prima Alam Gemilang di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara. 

Total investasi yang dibenamkan kelima pabrik gula mencapai Rp20 triliun. Kelima pabrik gula rata-rata memiliki kapasitas giling tebu terpasang antara 8.000 - 12.000 ton per hari selama lima bulan musim panen atau musim tebang tebu setiap tahunnya.

Diperkirakan kelima pabrik gula beroperasi maksimal sesuai kapasitas giling terpasang pada 2024. Dengan tingkat rendemen antara 8 – 9 persen, kelima pabrik gula bisa memberikan kontribusi produksi gula kristal putih sekitar 600 ribu ton atau 20 persen dari produksi gula nasional.