BRI ungkap margin bunga bersih tak lagi faktor utama pencapaian laba persih

Pertumbuhan nasabah mikro yang naik lebih dari tiga kali lipat menjadi sekitar 15 juta nasabah mikro.

Layanan ATM PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Foto Humas Perseroan

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) mencatatkan laba bersih sepanjang 2022 sebesar Rp51,4 triliun atau naik 67,15% secara year on year (yoy).

Direktur Utama BRI, Sunarso menegaskan, naiknya laba bersih perseroan bukan karena margin bunga bersih atau net interest margin (NIM), melainkan pertumbuhan volume kredit dan jumlah nasabah pinjaman.

“Ternyata yang menjadi faktor utama pencapaian laba bersih ini bukan pendapatan bunga, khususnya NIM, bukan itu. Tetapi pertumbuhan volume kredit dan peningkatan jumlah nasabah yang dilayani, terutama nasabah mikro,” ujar Sunarso dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja Keuangan Triwulan IV-2022 BRI, Rabu (8/2).

Jika perbankan besar Indonesia lainnya mencatatkan pertumbuhan laba yang sejalan dengan kenaikan NIM, BRI justru melaporkan adanya penurunan NIM di 2022 sebanyak 33%. Ini dibuktikan dari data perseroan.

"Di mana di 2008, NIM pada BRI sebesar 10,18% dengan laba bersih Rp5,96 triliun dan nasabah pinjaman sebanyak 5 juta, serta volume kredit Rp161 triliun. Mari kita bandingkan dengan 2022. Laba BRI dari bank only ya, arena NIM kan di perbankan. Laba di 2022 meningkat pesat, sedangkan NIM nya turun 33%. Jadi, peningkatan laba ini karena apa? Ternyata karena pertumbuhan nasabah mikro yang naik lebih dari tiga kali lipat menjadi sekitar 15 juta nasabah mikro. Demikian halnya volume kredit tumbuh lebih dari enam kali lipat menjadi Rp1.029,80 triliun,” tutur Sunarso.