Marketplace pungut biaya jasa Rp1.000, masa bakar uang mulai berakhir?

Beberapa e-commerce mulai menerapkan biaya tambahan untuk jasa dan penanganan kepada pelanggan.

Ilustrasi Alinea.id/Aisya Kurnia.

Masa-masa pelanggan marketplace dan layanan aplikasi digital menikmati beragam promo dan diskon mulai usai. Setelah ‘menikmati’ tarif layanan normal, pelanggan kini bahkan harus ikhlas dengan tambahan biaya jasa pada setiap transaksi.

"Memang si cuma Rp1.000, tapi itu lumayan, ya. Apalagi kalau belinya enggak cuma di satu toko saja," kata salah seorang pelanggan Tokopedia, Fajar Soraya, saat berbincang dengan Alinea.id, Rabu (10/8).

Perempuan 27 tahun ini mencontohkan, ketika dia ingin membeli sepasang sepatu, tas dan alat tulis untuk keperluan kerja, terkadang dia tidak dapat membeli ketiga barang itu sekaligus di satu toko. Terkadang, Fajar harus membeli barang-barang itu di tiga toko terpisah. Artinya, dia harus mengeluarkan uang ekstra sebesar Rp3.000 untuk keperluan belanja online-nya.

"Kalau gitu kan jadi lebih boros tho. Mending kalau ada promo, bisa lebih murah, lebih membantu. Tapi kan sekarang jarang. Kalau ada biaya tambahan lagi, malahan jadi lebih mahal," keluhnya.

Adanya biaya tambahan tersebut membuat karyawan di salah satu perusahaan swasta di Semarang ini meragu terus berlangganan belanja di marketplace bercorak hijau itu. Sebab, dengan penghasilannya yang tak seberapa, barang dengan harga murah dan kualitas cukup baik adalah andalannya saat berbelanja.