Menanti produk lokal berjaya di e-commerce

Saat ini, e-commerce masih dibanjiri produk impor.

Ilustrasi e-commerce / Pixabay

Kehadiran platform perdagangan elektronik (e-commerce) disebut bisa meningkatkan daya saing produk di dalam negeri. Lebih jauh, e-commerce diharapkan bisa mengenalkan produk Indonesia ke kancah global. Sayangnya, e-commerce masih dibanjiri produk impor.

Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia Bambang Brodjonegoro, pengembangan e-commerce di Indonesia tidak sebanding dengan pertumbuhan produk lokal. 

"Indonesia belum memiliki daya saing yang tinggi terutama pada produk-produk yang paling banyak diincar konsumen lewat belanja online. Sehingga sebagian besar barang yang tersedia di e-commerce kita itu kebanyakan dari impor," ujar Bambang di Jakarta, Selasa (12/3).

Bambang menyebut kelima macam produk konsumsi dan jasa yang paling banyak diincar konsumen melalui pasar daring tersebut yakni pakaian, kosmetik atau obat, elektronika, perjalanan, dan peralatan rumah tangga.

Berdasarkan data ekspor-impor dan 'Revealed Comparative Advantage' (RCA), pengadaan produk Indonesia untuk kelima barang dan jasa tersebut berada pada level kurang dari 1%. Seperti pada barang pakaian jadi, Indonesia hanya mampu mencapai level 0,07%, kosmetik atau parfum pada level 0,32%, dan alat rumah tangga pada 0,10%.