Meneropong nasib bisnis online di Tahun Anjing Tanah

Sekitar 50 toko diprediksi akan tutup lantaran perusahaan bakal mengubah konsep bisnis. Tahun lalu, pertumbuhan ritel offline hanya 7,5%.

Ilustrasi/Pexels.com

Satu persatu peritel domestik mulai berguguran. Lagi, di awal tahun 2018, pembuat sepatu asal Inggris, Clark tutup lapak di Indonesia menyusul PT Matahari Putra Prima Tbk yang memangkas empat gerainya di tahun lalu. PT Mitra Adi Perkasa Tbk juga menutup gerai Debenhams dan Lotus. Peritel lainnya, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk juga menata ulang bisnisnya dengan menutup delapan outlet pada tahun 2017. Mengikuti jejak Clarks, peritel lainnya seperti Dorothy Perkins, New Look, Banana Republic dan GAP dikabarkan juga bakal menutup toko di Indonesia.

Selain disebabkan oleh melemahnya daya beli dan tingginya biaya operasional, maraknya pembelian melalui online dituding menjadi biang keladi tumbangnya para peritel ini. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia Roy Mandey memprediksi sekitar 50 toko akan tutup lantaran perusahaan bakal mengubah konsep bisnis. Bahkan Roy tak berani muluk-muluk memasang target penjualan ritel offline. Tahun lalu, pertumbuhan ritel offline hanya 7,5% atau lebih rendah ketimbang pertumbuhan tahun 2015 dan 2016 sebesar 15% dan 9%.

Beberapa peritel mulai melirik strategi pemasaran melalui online. Sebut saja Sarinah. Tak tanggung-tanggung, peritel yang baru saja meluncurkan versi online di Agustus 2017 itu berani mematok penjualan Rp 1 miliar di 2018. Ramayana juga menggandeng Lazada, penyedia belanja daring di Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2017. Bahkan, Matahari sudah mencuri start dengan meluncurkan Matahari mall pada tahun 2015 lalu.

Lalu, bagaimanakah dengan potensi bisnis ritel online di tahun ini? 

Dari catatan Euromonitor International, bisnis ritel online diprediksi mencapai Rp 59,61 triliun di tahun Anjing Tanah atau tumbuh 28% dibandingkan dengan tahun 2017 sebesar Rp 46, 57 triliun. Omset paling besar diprediksi berasal dari kategori elektronik sekitar 17% serta pakaian jadi dan alas kaki sebesar 11%. Rata-rata pertumbuhan bisnis ritel online bakal tumbuh 40% per tahunnya.