Menteri ESDM: Gas penting untuk dukung proses tansisi energi

Emisi yang dikeluarkan dari PLTGU lebih rendah dibandingkan memakai batu bara.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. Foto tangkapan layar.

Peningkatkan kapasitas listrik nasional dapat diisi dengan pembangkit listrik berbasis gas yang lebih ramah lingkungan. Ini bisa ditempuh sebelum pembangkit listrik energi terbarukan masuk dalam sistem kelistrikan nasional.

"Kita harapkan dalam masa transisi ini atau sebelum pembangkit energi bersih terbarukan masuk, bisa diisi dulu dengan memanfaatkan gas. Emisi yang dikeluarkan dari PLTGU lebih rendah dibandingkan memakai batu bara, kurang lebih setengahnya," ujar Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, usai meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap Riau di Kawasan Industri Tenayan, Pekanbaru, Riau. 

Membangun pembangkit yang ramah lingkungan, kata dia, merupakan wujud komitmen Indonesia terhadap energi bersih kepada dunia internasional dengan target Net Zerro Emmison pada tahun 2060.

"Artinya ada 1,5 giga ton CO2 yang harus kita lenyapkan dengan berbagai macam cara. Salah satunya pemanfaatan energi baru terbarukan yang kita ketahui semua. Kita memiliki sumber energi baru terbarukan yang bersih cukup besar dengan potensi yang mencapai ribuan gigawatt yang baru sedikit dimanfaatkan," jelas dia, dikutip dari laman ESDM, Jumat (13/5).

Selain potensi energi terbarukan yang besar, Indonesia juga masih memiliki gas yang potensinya besar yang perlu diupayakan pemanfaatannya sebagai transisi energi dari fosil ke energi terbarukan.