Menuju bank sentral digital dan hijau, BI terbitkan CBDC

Terdapat 3 aspek dalam penerbitan CBDC, salah satunya mandat kepada bank sentral dalam proses penciptaan uang digital.

Kantor Bank Indonesia (BI) di Jakarta. Google Maps/Zaki Hardi

Bank Indonesia (BI) melakukan penguatan riset dan inovasi menuju bank sentral digital dan hijau guna mengakselerasi pertumbuhan ekonomi melalui penerbitan Central Bank Digital Currency (CBDC).

Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyebutkan terdapat 3 aspek utama dalam penerbitan CBDC. Pertama, tugas bank sentral dalam proses penciptaan uang digital yang mencerminkan pilar kedaulatan suatu negara dan sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah.

"Aspek kedua, adalah distribusi CDBC dapat dilakukan dengan sistem wholesale dan atau ritel dengan mengadopsi distributed ledger technology (DLT)," katanya dalam acara "Konferensi Internasional Bulletin of Monetary Economics and Banking (BMEB) ke-16 dan Call for Papers", Kamis (25/8).

Aspek ketiga, penerbitan CBDC memiliki 3 prasyarat yang terdiri dari pengembangan conceptual design, membangun infrastruktur yang mengintegrasikan sistem pembayaran 3I (integrated, interconnected, dan interoperability), dan bersinergi dengan bank sentral lainnya dalam mengembangkan platform digital CBDC terbaik yang mendukung ekspansi antarnegara.

Ke depan, Perry menegaskan, BI akan terus mendorong inisiasi pengintegrasian sistem pembayaran antarnegara, terutama regional ASEAN+5. Integrasi ini mendorong kerja sama dengan Thailand dan Malaysia melalui dukungan penerapan QR cross border dan local currency settlement (LCS).