Meracik ulang strategi pemulihan setelah ekonomi kontraksi

Pertumbuhan ekonomi kuartal II anjlok -5,39%, ke mana arah kebijakan pemerintah selanjutnya?

Para pemerhati ekonomi harap-harap cemas pagi itu, Rabu (5/8). Sekira 15 menit lagi hasil survei pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 akan diumumkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto.

Sekitar 6.000 orang lebih bersiap di kanal Youtube BPS sembari menebak-nebak seperti apa laju pertumbuhan ekonomi di kuartal II ini. Kolom komentar penuh dengan hilir-mudik orang yang bertaruh seberapa tinggi atau rendah kinerja ekonomi Indonesia di tengah pandemi. Beberapa masih cukup optimistis, tapi lebih banyak lagi yang pesimistis.

Tepat pukul 11.00 WIB, suara Kecuk lamat-lamat terdengar. Ia hadir dengan batik biru dan masker hitam menutupi bibir dan hidungnya. Seketika itu pula, kolom komentar ramai dengan lambang emotikon tepuk tangan, seakan-akan Kecuk adalah seorang musisi besar yang hendak melaksanakan konser daring.

Sepatah dua patah kata disampaikan Kecuk sebagai pengantar. Bak penunggang kuda troya, penampilan Kecuk begitu tenang dan mengesankan. Caranya berbicara sedikit menguarkan aura positif bagi sejumlah orang yang mengikuti konferensi pers daring itu.

Tetapi tidak sampai 5 menit ia berbicara, awan kelabu seolah muncul di atas kepala setiap orang. Kecuk pun mengumumkan apa yang sudah dinanti-nanti sejak awal kehadirannya di layar Youtube BPS siang itu.