Meski cerah, waspadai risiko pasar obligasi di Tahun Naga Kayu

Pasar obligasi Indonesia dinilai akan melanjutkan kinerja cemerlangnya di tahun 2024. Namun, ada risiko yang perlu dicermati investor.

Ilustrasi investasi. Foto Freepik.

Pasar obligasi Indonesia dinilai akan melanjutkan kinerja cemerlangnya di tahun 2024, setelah tumbuh positif di tahun 2023. Laporan PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), indikator Indeks Obligasi Komposit Indonesia alias Indonesia Composite Bond Index (ICBI) mencatatkan imbal hasil (return) sebesar 8,65% secara tahunan (year on year/yoy), dari level 344,78 ke level 374,61.

Kinerja positif pasar obligasi ini didorong oleh tumbuhnya indeks return obligasi pemerintah (INDOBeXG-Total Return) dan indeks return obligasi korporasi (INDOBeXC-Total Return). Di mana INDOBeXG-Total Return tercatat tumbuh 8,72% dari level 337,20 ke level 366,60, sementara INDOBeXC-Total Return tumbuh 7,78% menjadi di level 422,78 dari sebelumnya 392,24.

“Walaupun mencatatkan rekor kinerja positif, namun pasar tampak menghasilkan capital gain terbatas, tercermin dari pertumbuhan terbatas pada indeks harga bersihnya. Kondisi tersebut mengindikasikan return dari kupon menjadi penopang utama pertumbuhan indeks total return pada pasar obligasi di sepanjang tahun 2023,” kata Head of Operational Division PHEI Ifan Mohamad Ihsan, dalam keterangannya kepada Alinea.id.

Perlu diketahui, indeks harga bersih ICBI tercatat naik 1,50%, dari level 116,11 pada akhir 2022 ke level 117,85 pada 2023. Sementara kinerja indeks harga bersih INDOBeXG-CP naik sebesar 1,65% ke level 118,26, dari 116,34 di akhir tahun 2022.

Sedangkan pada indeks harga bersih INDOBeXC-CP, tercatat turun 0,49% ke level 111,59, dari sebelumnya 112,14.