Nilai ekonomi internet RI diperkirakan US$146 miliar pada 2025

Indonesia menyumbang 40% dari total GMV di kawasan ini, yakni sebesar US$70 miliar pada 2021.

Ilustrasi. Pixabay

Laporan SEA e-Conomy tahun ini yang disusun oleh Google, Temasek, dan Bain & Company menunjukkan terjadinya pertumbuhan yang kuat di semua sektor ekonomi digital Indonesia, dengan sektor e-commerce yang tumbuh 52% YoY masih menjadi pendorong utama.

Dalam laporan tahunan keenam yang berjudul “Roaring 20s: The SEA Digital Decade”, ekonomi internet Indonesia secara keseluruhan memiliki Gross Merchandise Value (GMV) senilai US$70 miliar pada 2021 dan diperkirakan naik dua kali lipat menjadi US$146 miliar hingga 2025.

Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf memaparkan, laporan dua tahunan ini, yang disusun menggunakan data dari Google Trends, insight dari Temasek, dan analisis dari Bain & Company, selain informasi dari kalangan industri dan wawancara dengan para ahli, menyoroti perekonomian enam negara di Asia Tenggara yakni Indonesia, Vietnam, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Filipina.

"Pada 2021, semua negara yang tercakup dalam laporan ini mengalami pertumbuhan dua digit, dan Indonesia menyumbang 40% dari total GMV di kawasan ini sebesar US$70 miliar. GMV e-commerce Indonesia diproyeksikan tumbuh dari US$35 miliar pada 2020 menjadi US$53 miliar pada 2021, dan CAGR diproyeksikan naik 18% menjadi US$104 miliar hingga 2025," kata dia secara daring, Rabu (17/11).

Dengan volume penelusuran di Google untuk pertanyaan seputar pedagang naik 18 kali lipat sejak 2017, tertinggi di antara enam negara Asia tenggara, tidaklah mengherankan jika e-commerce merupakan segmen ekonomi digital indonesia yang terbesar dan tumbuh paling cepat.