Omzet bisnis waralaba Indonesia tidak kurang dari Rp54,4 miliar

Pada 2020 bisnis waralaba di Indonesia masih tetap dapat berkontribusi dalam penyerapan 628.000 tenaga kerja.

Ilustrasi Alinea.id/Enrico P. W.

Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Muhammad Lutfi mengungkapkan, dampak pandemi Covid-19 terhadap dunia usaha masih terasa hingga saat ini, termasuk untuk sektor waralaba. Untuk itu, para pelaku usaha waralaba harus mampu beradaptasi dengan kondisi new normal. 

"Meskipun demikian kita harus tetap optimis. Pada 2020 bisnis waralaba di Indonesia masih tetap dapat berkontribusi dalam penyerapan 628.000 tenaga kerja, dan mencapai omzet tidak kurang dari Rp54,4 miliar. Pemerintah juga terus mendorong pengembangan bisnis waralaba dalam negeri, karena potensi pasar dalam negeri Indonesia yang besar dan menjanjikan,” kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, dalam acara Franchise Forum dan Biz Fest 2021 pada, Selasa (7/12).

Menariknya, Indonesia tidak lagi menjadi pasar bagi waralaba asing, karena waralaba lokal sudah menjadi tuan rumah dan menguasai pasar dalam negeri bahkan mulai merambah ke pasar regional. Selanjutnya, memerlukan kolaborasi pemerintah, dunia usaha, dan asosiasi waralaba untuk menguasai, menembus, serta dapat bersaing di global.

Sementara, Ketua Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI) Tri Rahardjo menuturkan, berdasarkan data perhimpunan waralaba dan lisensi di Indonesia, yang melakukan survei di 2020 terhadap 30 brand usaha waralaba, lisensi, dan peluang usaha, menemukan sebanyak 17% gerai tutup sementara dan tutup permanen.

Perinciannya, dari total 5.621 gerai waralaba, sebanyak 953 gerai waralaba tutup sementara dan tutup permanen pada saat awal pandemi, tepatnya Maret-Juni 2020.