Pangsa pasar aglaonema meningkat saat pandemi Covid-19

Aglaonema anyamane, aglaonema khanza, aglaonema sukson, dan aglaonema red sumatera menjadi varietas terbaik dengan harga kompetitif.

Tanaman hias aglaonema. Dokumentasi Ditjen Hortikultura Kementan

Pangsa pasar florikultura meningkat saat pandemi coronavirus baru (Covid-19). Aglaonema, salah satu komoditas yang tren penjualannya melonjak.

Direktur CV Minaqu Indonesia, Ade Wardana, menyatakan, aglaonema merupakan salah satu tanaman hias pot yang bisa tumbuh pada iklim apa saja dan mudah dikembangkan. Karenanya, tidak membutuhkan lahan luas dan modal besar. Penampilannya pun menarik dengan aneka macam kecerahan warna.

"Saat ini dominasi pasar aglaonema sebagian besar berasal dari Thailand dan China. Kalangan pembeli berasal dari kelas menengah ke atas, baik dalam negeri dan luar negeri. Harganya cukup stabil di Indonesia. Indonesia bisa turut hadir sebagai supply chain aglaonema," ujarnya via keterangan tertulis, Rabu (10/9).

Selain keindahan daunnya, aglaonema mudah dirawat dan tahan terhadap cekaman lingkungan. Florikultura ini pun sempat "meledak" pada 2006 dan dijuluki ratunya tanaman hias daun. Kala itu, harganya mencapai puluhan juga per tanaman.

Sekalipun trennya telah berlalu, masih banyak penggemar aglaonema sampai sekarang. Pun masih bisa ditemui di pekarang rumah warga.