Pariwisata halal berpotensi menyumbang devisa negara

Indonesia berpotensi besar untuk terus berkontribusi meningkatkan pendapatan negara melalui moslem friendly tourism

Menteri PPN/Kepala Bappenas yang juga Ketua Umum ISEI Bambang Brodjonegoro memberikan arahan saat pembukaan diskusi tingkat tinggi di Kantor Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Rabu (25/7)./AntaraFoto

Wisata halal di Indonesia berpotensi menyumbang devisa negara yang sangat besar jika dikelola dengan baik. Indonesia telah masuk dalam kategori Top 5 Destinasi Pariwisata Halal Dunia, dengan penerimaan devisa negara mencapai US$ 13 miliar, yang berkontribusi terhadap PDB sebesar US$ 57,9 miliar.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan pariwisata halal saat ini tengah populer dan menjadi fenomena di kalangan pelaku industri pariwisata global. 

“Sebagai negara kepulauan terbesar dengan lebih dari 17.000 pulau, 300 suku, 746 bahasa dan dialek serta lebih dari 800.000 masjid, Indonesia berpotensi besar untuk terus berkontribusi meningkatkan pendapatan negara melalui moslem friendly tourism,” kata Bambang dalam High Level Discussion Ekonomi Syariah di Jakarta, Rabu (25/7).

Moslem traveler memiliki pengeluaran terbesar dunia pada sektor pariwisata, yang besarnya mencapai US$ 120 miliar pada 2015. Sementara, pada tahun yang sama, pertumbuhan wisatawan muslim meningkat hingga 6,3%. Pengeluaran wisata muslim global ini cenderung terus meningkat, mencapai US$ 169 miliar pada 2016, dan diperkirakan akan mencapai US$ 283 miliar pada 2022. 

Data pariwisata halal global saat ini menunjukkan Indonesia menempati peringkat keempat sebagai negara dengan turis muslim terbesar, dengen pengeluaran mencapai US$ 9,7 miliar atau setara dengan 141 triliun, dengan total turis domestik sebesar 200 juta orang.