Belum optimal, partisipasi masyarakat jadi anggota koperasi cuma 8,14%

Koperasi belum menjadi pilihan utama masyarakat sebagai lembaga ekonomi.

Ilustrasi. Foto Pixabay.

Kementerian Koperasi dan UMKM menyebut partisipasi penduduk Indonesia menjadi anggota koperasi masih belum optimal dibandingkan dengan negara lainnya. Tercatat, partisipasi penduduk Indonesia masih berada di kisaran 8,41%, yang berada di bawah rata-rata global 16,31%.

Staf Khusus Menteri Koperasi dan UMKM bidang Ekonomi Kreatif Fiki Satari melihat dari data tersebut, koperasi belum menjadi pilihan utama masyarakat sebagai lembaga ekonomi.

"Kondisi itu mengakibatkan berbagai isu strategis yang telah kami petakan, yakni model bisnis yang stagnan, koperasi skala menengah dan besar yang over liquid, sindrom penuaan, regulasi yang out of date, inovasi rendah, hingga masalah manajemen," kata Fiki dalam webinar Kemenkop UMKM, Senin (20/7).

Untuk diketahui, hingga 31 Desember 2019, Kemenko UMKM mencatat ada sejumlah 123.048 koperasi aktif. Sejumlah 14,4% merupakan koperasi simpan pinjam, 21,6% koperasi produsen, dan 63,9% koperasi konsumen.

Kontribusi koperasi pada Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia masih tergolong kecil, yakni 5,54% dibandingkan dengan sektor UMKM yang mencapai 60,23%. Akibatnya, koperasi belum tergambar menjadi salah satu ekonomi kerakyatan.