Pemerintah diminta tidak tiru cara AS dan China atasi resesi

Amerika Serikat (AS) dan China yang menggunakan Modern Monetary Theory (MMT).

Ilustrasi resesi dunia akibat Covid-19. Pixabay.com

Pandemi Covid-19 saat ini telah menyebabkan krisis global berlarut dunia, termasuk di Indonesia sehingga menimbulkan jurang resesi ekonomi. Berbagai negara menggunakan berbagai cara untuk mempertahankan ketahanan ekonominya.

Seperti yang dilakukan Amerika Serikat (AS) dan China yang menggunakan Modern Monetary Theory (MMT). Teori tersebut tidak mengindahkan seberapapun banyaknya utang negara selama utang tidak menimbulkan inflasi dalam perekonomiannya.

"Teori MMT ini mengatakan, pemerintah dapat mencetak uangnya sendiri untuk membiayai pembangunannya sehingga akan mengakumulasi utang yang besar dan hal tersebut tidak bermasalah," kata pengamat kebijakan publik Narasi Institute Ahmad Nur Hidayat dalam keterangannya, Minggu (9/8).

Teori MMT ini dapat bekerja di jangka pendek tetapi tidak akan bekerja di jangka menengah dan panjang. Teori tersebut, saat ini dijalankan AS, China, Uni Eropa dan BRIC (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, lima negara yang pertumbuhan ekonominya pesat) agar terhindar dari krisis global. 

"MMT adalah konsep unlimited growth of money (pertumbuhan uang yang tidak terbatas) yang berbahaya, karena bila semua negara melakukan hal yang sama maka fiat money system (sistem keuangan fiat) akan collapse dan akhirnya uang yang dijamin negara tidak lagi dipercaya," katanya.