Pemerintah fokus saja ke stimulus cash transfer, jangan pajak

BLT disebut sebagai salah satu program yang telah memiliki sistem penyaluran jelas dan terukur.

Ilustrasi. Foto Pixabay.

Pemerintah telah menganggarkan triliunan rupiah untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) demi mengatasi dampak pandemi Covid-19. Namun, realisasi anggaran PEN masih rendah dan mendapat sorotan dari berbagai pihak.

Ekonom Universitas Indonesia Chatib Basri mengatakan pemerintah perlu fokus pada pemberian cash transfer seperti di program Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk mendorong realisasi belanja PEN. Menurutnya, BLT adalah salah satu program yang telah memiliki sistem penyaluran jelas dan terukur, serta memiliki basis data yang baik. Oleh karena itu, realisasinya adalah yang paling tinggi sejauh ini dalam program PEN dibandingkan stimulus lainnya.

"Ketika saya melihat data, satu-satunya spending yang mampu diserap secara signifikan hanyalah bansos, bukan stimulus pajak," katanya dalam video conference, Rabu (19/8).

Hingga 6 Agustus 2020, realisasi PEN hanya mencapai Rp151,25 triliun atau 21,8% dari pagu sebesar Rp695,2 triliun.

Chatib mengatakan pemberian stimulus perpajakan di kondisi saat ini tidak akan berjalan efektif mengingat turunnya permintaan domestik. Adanya stimulus disebut tetap tidak akan mendorong produksi berbagai sektor usaha, sehingga realisasinya akan tersendat.