Jelang Ramadan, pemerintah jaga inflasi volatile food di kisaran 3%-5%

Penguatan koordinasi dan sinergi pusat dan daerah menjadi kunci utama dalam memastikan harga-harga tetap terjaga.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ketika memberi arahan dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan pada 2022 secara virtual, Kamis (10/3). Foto YouTube Kemendag

Perekonomian nasional yang berhasil tumbuh mencapai 3,69% secara year on year di 2021 dan pandemi yang terkendali hingga saat ini, merupakan hasil dari kombinasi kebijakan gas dan rem secara baik. Hal ini sekaligus merupakan wujud hasil kerja sama yang baik antara Pemerintah dan seluruh stakeholder, termasuk masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi nasional yang dicapai pada 2021 tersebut disokong oleh beberapa sektor yang terus tumbuh di masa pandemi antara lain industri pengolahan, pertanian, pertambangan, kontruksi, serta informasi dan komunikasi. Selain itu, sektor perdagangan juga terus tumbuh bahkan mampu mencapai 4,65% (yoy). Hal ini menunjukkan bahwa sektor perdagangan mempunyai resiliensi yang kuat sepanjang 2020 dan 2021.

Pemerintah juga terus mendorong neraca perdagangan agar konsisten surplus sebagaimana yang telah terjadi pada 21 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Seluruh komponen ekspor berdasarkan sektor mengalami peningkatan di Januari 2022, dengan total kenaikan 25,3% (yoy).

“Dari segi ekspor di Januari tahun ini, kita lihat mengalami peningkatan dibandingkan Januari tahun lalu. Situasi ini tentu menunjukkan komposisi ekspor kita sudah mulai beralih dari komoditas berbasis komoditi primer menjadi komoditas berbasis industri,” jelas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ketika memberi arahan dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan pada 2022 secara virtual, Kamis (10/3).

Sementara itu dari sisi impor, impor barang modal dan bahan baku telah mengalami peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan impor barang konsumsi. Komoditas mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya menjadi komoditas impor utama di Januari 2022. Hal ini mengindikasikan kebutuhan faktor produksi terus meningkat akibat peningkatan aktivitas produksi seiring dengan perubahan mobilitas yang memicu peningkatan permintaan.