Pemerintah perlu antisipasi gejolak harga beras pada akhir tahun

Faktor yang paling memengaruhi kenaikan harga beras adalah kekeringan yang melanda sebagian besar wilayah penghasil beras di Indonesia

Agen e-warong menunjukkan beras bantuan pangan nontunai (BPNT) di Desa Kademangan, Kecamatan Mojoagung, Jombang, Jawa Timur, Kamis (26/9).AntaraFoto

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Galuh Octania menginginkan pemerintah dapat mengantisipasi fenomena gejolak harga beras yang kerap terjadi setiap akhir tahun, apalagi beberapa bulan belakangan harga beras terus naik.

"Pergerakan harga sebagai parameter ketersediaan beras di pasar perlu terus dipantau untuk menjaga daya beli masyarakat," kata Galuh Octania di Jakarta, Minggu.

Faktor yang paling memengaruhi kenaikan harga beras adalah kekeringan yang melanda sebagian besar wilayah penghasil beras di Indonesia yang terjadi hingga saat ini.

Kekeringan menyebabkan naiknya harga Gabah Kering Panen (GKP) dan Gabah Kering Giling (GKG) yang pada akhirnya akan berimbas pada kenaikan harga beras di tingkat konsumen.

Per September 2019, harga GKP di tingkat petani tercatat berada di posisi Rp4.905 per kilogram. Berdasarkan data BPS, jumlah ini meningkat sebesar 3,07% dari bulan sebelumnya sebesar Rp4.759 per kilogram.