Eksportir maggot minta pemerintah terapkan aturan dan siapkan SDM kompeten

Peluang industri ekspor maggot Indonesia makin terbuka, eksportir minta pemerintah terapkan aturan.

Ilustrasi Alinea.id/Firgie Saputra.

Kebutuhan maggot atau larva lalat Black Soldier Fly (BSF) di Eropa saat ini semakin tinggi, alasannya karena Eropa mulai fokus terhadap isu keberlanjutan lingkungan. Maggot diketahui mampu mengurangi pencemaran lingkungan karena bisa menjadi alternatif protein bagi pakan ternak dan bisa mengurangi efek gas rumah kaca.

Eropa juga sejak 2019 menerapkan standar tinggi untuk setiap produk ekspor yang masuk ke wilayah mereka. Artinya, setiap produk ekspor yang masuk, harus terdaftar dan disetujui oleh Eropa. 

Syarat itu membuat PT Biocycle Indo selaku perusahaan yang bergerak di bidang produksi maggot terus melakukan inovasi dan perbaikan sebagai pemain pertama di industri maggot Tanah Air agar bisa masuk ke Eropa.

CEO PT Biocycle Indo, Budi Tanaka yang telah lama berkecimpung di usaha ekspor maggot ke Eropa menyatakan, maggot produksi Indonesia merupakan yang terbaik di dunia dan menjadi favorit banyak negara termasuk Eropa. Hal ini karena pemerintah Indonesia khususnya Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) sudah menetapkan persyaratan ketat untuk menyesuaikan target pasar Eropa. Bahkan, maggot Indonesia, menurut Budi, jauh lebih baik dibandingkan Vietnam, Malaysia, Amerika, dan Kanada.

“Kami pindah dari Bogor ke Pekanbaru tahun 2020 itu bukan hanya bangun pabrik, tapi mulai bangun industri. Kami di Pekanbaru juga bekerja sama dengan Kementan untuk membangun regulasi ekspor maggot, juga kerja sama pemerintah setempat dalam pemanfaatan limbah organik yang kita pakai untuk pakan larva,” ujar Budi dalam diskusi daring oleh Alinea.id bertajuk Strategi Ekspor Maggot ke Eropa pada Kamis (29/9).