sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Eksportir maggot minta pemerintah terapkan aturan dan siapkan SDM kompeten

Peluang industri ekspor maggot Indonesia makin terbuka, eksportir minta pemerintah terapkan aturan.

Erlinda Puspita Wardani
Erlinda Puspita Wardani Jumat, 30 Sep 2022 10:20 WIB
 Eksportir maggot minta pemerintah terapkan aturan dan siapkan SDM kompeten

Kebutuhan maggot atau larva lalat Black Soldier Fly (BSF) di Eropa saat ini semakin tinggi, alasannya karena Eropa mulai fokus terhadap isu keberlanjutan lingkungan. Maggot diketahui mampu mengurangi pencemaran lingkungan karena bisa menjadi alternatif protein bagi pakan ternak dan bisa mengurangi efek gas rumah kaca.

Eropa juga sejak 2019 menerapkan standar tinggi untuk setiap produk ekspor yang masuk ke wilayah mereka. Artinya, setiap produk ekspor yang masuk, harus terdaftar dan disetujui oleh Eropa. 

Syarat itu membuat PT Biocycle Indo selaku perusahaan yang bergerak di bidang produksi maggot terus melakukan inovasi dan perbaikan sebagai pemain pertama di industri maggot Tanah Air agar bisa masuk ke Eropa.

CEO PT Biocycle Indo, Budi Tanaka yang telah lama berkecimpung di usaha ekspor maggot ke Eropa menyatakan, maggot produksi Indonesia merupakan yang terbaik di dunia dan menjadi favorit banyak negara termasuk Eropa. Hal ini karena pemerintah Indonesia khususnya Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) sudah menetapkan persyaratan ketat untuk menyesuaikan target pasar Eropa. Bahkan, maggot Indonesia, menurut Budi, jauh lebih baik dibandingkan Vietnam, Malaysia, Amerika, dan Kanada.

“Kami pindah dari Bogor ke Pekanbaru tahun 2020 itu bukan hanya bangun pabrik, tapi mulai bangun industri. Kami di Pekanbaru juga bekerja sama dengan Kementan untuk membangun regulasi ekspor maggot, juga kerja sama pemerintah setempat dalam pemanfaatan limbah organik yang kita pakai untuk pakan larva,” ujar Budi dalam diskusi daring oleh Alinea.id bertajuk Strategi Ekspor Maggot ke Eropa pada Kamis (29/9).

Budi mengakui industri ekspor maggot ke depannya sangat berpeluang besar bagi Indonesia, karena kelebihan Indonesia tidak memerlukan suntikan modal yang terlalu besar. Ia merinci, Indonesia memiliki sumber pakan larva atau substrat yang melimpah, lahan industri murah, dan suhu udara cenderung stabil selama 24 jam sehingga tidak memerlukan penghangat.

Berdasarkan kelebihan yang ada, Budi pun meminta agar pemerintah mulai menerapkan peraturan pasti dan tegas untuk standarisasi industri maggot. Standarisasi dilakukan bukan hanya pada administrasi, tapi juga infrastruktur produksi di industri.

“Peraturan dari pemerintah itu sangat perlu, karena kalau ada produk yang jelek sampai ditolak maka ini mempengaruhi nama Indonesia, sekaligus industri maggot yang saat ini tengah didorong pertumbuhannya,” kata Budi.

Sponsored

Dalam upaya PT Biocycle Indo bersama Kementan membangun regulasi industri maggot, Budi juga mengakui, pihaknya melakukan edukasi pada pelanggan lokal yang saat ini mulai tersebar di seluruh Indonesia. Ia juga menyadari bahwa industri maggot Indonesia masih minim sumber daya manusia (SDM) yang kompeten, karena maggot masih tergolong industri baru dan belum ada inovasi untuk memudahkan budidaya maggot.

“Industrinya ini masih sangat baru, sedikit sekali orang yang paham memelihara maggot dengan baik dan benar. Karena semakin kecil binatang, semakin sulit memeliharanya, karena rentan mati,” tuturnya.

Menurut Budi, peluang industri maggot makin terbuka lebar diperkuat dengan pendanaan yang mengalir ke industri ini di seluruh dunia sejak 2018 sudah mencapai lebih dari US$2 miliar atau sekitar Rp30 triliun. Ia mengatakan, hingga saat ini baru PT Biocycle Indo yang memiliki skala besar dalam industri maggot di Indonesia, sehingga ia mengajak masyarakat untuk mulai menggeluti industri ini mengingat negara lain sudah mulai mengembangkan juga, yaitu Malaysia, Belanda, dan Perancis.

“Kami overtaker sangat terbuka untuk kerja sama produksi maggot karena sampah organik di seluruh Indonesia saat ini sangat banyak. Tapi diperlukan juga dukungan pemerintah lokal agar menjamin pakan maggotnya,” ucap Budi.

Berita Lainnya
×
tekid