Pemerintah terus kembangkan proyek gasifikasi batu bara

Indonesia memiliki sumber daya batu bara 143,73 miliar ton dan cadangan 38,84 miliar ton, dengan 90% cadangan batu bara kalori

Ilustrasi. Pixabay

Pemerintah terus mendorong produk hilirisasi batu bara yakni dimethyl ether (DME) dan metanol untuk mengurangi impor LPG dan gasoline di masa mendatang. Sejumlah proyek yang berkaitan dengan gasifikasi batu bara pun masih terus berjalan serta dikembangkan.

"Indonesia merupakan salah satu negara penghasil batu bara yang cukup besar di dunia, namun pemanfaatannya pada masa akan datang semakin menantang, terutama didorong komitmen internasional yang secara bersama-sama menemukan cita-cita untuk mengurangi emisi gas kaca secara signifikan," ucap Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Ridwan Djamaluddin dalam Webinar Hilirisasi Batubara untuk Kemandirian Energi-Edisi 4 Minerba Webinar Series, Jumat (24/9).

Ridwan menyatakan, Indonesia memiliki sumber daya batu bara 143,73 miliar ton dan cadangan 38,84 miliar ton, dengan 90% cadangan batu bara kalori sedang dan rendah yang sangat berpotensi untuk dimanfaatkan di dalam negeri, melalui peningkatan nilai tambah batu bara dalam rangka mencapai ketahanan serta industri dalam negeri.

"Ini juga sejalan dengan kebijakan pemanfaatan batu bara sebagaimana Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 79 tahun 2014, mengenai jaminan pasokan batubara untuk kebutuhan dalam negeri dengan melakukan nilai tambah," ucap Ridwan.

Ridwan mengungkapkan, pemerintah mendorong pengembangan batu bara, melalui peningkatan mutu batu bara (coal upgrading), pembuatan briket batu bara (coal briquetting), pembuatan kokas (cokes making), pencairan batu bara (coal liquefaction), gasifikasi batu bara termasuk underground coal gasification dan coal slurry/coal water mixture.