Pemerintah tingkatkan kesejahteraan nelayan lewat koperasi

Pelibatan koperasi di ekonomi nelayan tengah diujicobakan di Cilacap, Jawa Tengah.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki menjelaskan pentingnya koperasi bagi ekonomi nelayan di acara Musyawarah Nasional (Munas) Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) IV di Jakarta, Selasa (19/7).

Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, Teten menyampaikan jika dirinya ditugaskan mendorong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bisa lebih sejahtera. UMKM pada nelayan sendiri paling banyak jumlahnya di Indonesia. Untuk bisa mencapai kesejahteraan nelayan, menurutnya, diperlukan kehadiran koperasi agar mampu menyerap hasil tangkapan nelayan.

Koperasi dianggap sangat cocok untuk mengkonsolidasi usaha-usaha perseorangan menjadi berlembaga dan bisa memasukkan usaha dalam skala ekonomi yang lebih besar. Teten mencontohkan salah satu negara yang menerapkan sistem koperasi bagi nelayan adalah Jepang, sehingga nelayan mayoritas hidup sejahtera.

Teten juga menyebut, sistem ekonomi berbasis operasi yang akan ia bangun dalam sektor kelautan juga mirip dengan sektor pertanian Indonesia. Ia mengambil contoh Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) di Ciwidey, Jawa Barat.

Praktiknya, koperasi membeli secara tunai hasil tani dari para petani yang tergabung dalam koperasi, dan koperasi mendapat suntikan dana dari Kemenkop UKM sebesar Rp700 juta untuk 1 ton hasil tani. Sedangkan petani akan memperoleh bantuan dana untuk lahan dan kebun dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).

“Ini akan jadi model koperasi nelayan dan ini yang mau saya bangun bersama nelayan. Kita harus berkoperasi ya, jangan ada lagi sendiri-sendiri,” ujar Teten mengajak peserta Munas KNTI IV yang hadir.