Pengamat: Perang tarif ojek online makin bahaya

Diskon tarif ojek online menunjukkan praktik persaingan usaha yang tidak sehat.

Persaingan tarif ojek antara dua pemain transportasi online di Indonesia dinilai semakin mengkhawatirkan. / Antara Foto

Persaingan tarif ojek antara dua pemain transportasi online di Indonesia dinilai semakin membahayakan. Pengamat Ekonomi dari Universitas Indonesia Harryadin Mahardika mengatakan perang harga antara keduanya telah masuk ke tahapan predatory pricing (jual murah). 

Salah satu aplikator yang mendapatkan suntikan dana lebih besar terus menekan pesaingnya dengan memberikan sejumlah diskon dan promosi yang tak putus-putus.

“Ini kalau tidak dihentikan salah satu, yang modalnya lebih kecil akan mati,” ujarnya dalam diskusi di Jakarta, Jumat (21/6).

Ia melanjutkan, promosi seharusnya dilakukan di waktu-waktu tertentu. Akan tetapi, dalam kasus ini, promosi terus diberikan untuk menggaet jumlah konsumen yang lebih besar dalam rangka penguasaan pasar.

“Ini harus diatur oleh pemerintah. Aturan promosi itu sekarang menjadi pintu masuk untuk menutupi perang harga,” katanya.