Pengamat ungkap penyebab turunnya pengadaan beras Bulog

Ada kecenderungan rasio HPP beras dengan HPP gabah kering panen (GKP) semakin menurun.

Seorang pekerja mengangkut karung beras saat melakukan bongkar muat di Gudang Bulog Baru Cisaranten Kidul Sub Divre Bandung, Jawa Barat, Selasa (3/7/2018). Foto Antara/dokumentasi

Ada perubahan besar yang sangat mendasar pada pengadaan dan penyaluran beras oleh Bulog. Pada pertengahan 2019, stok beras bulog terus mengalami penurunan hingga saat ini. Sementara pengadaan dan penyaluran beras tetap fluktuatif.

Pengamat Pertanian Agus Saifullah menilai, hal tersebut disebabkan adanya tiga hal penting yang menjadikan perubahan mendasar terhadap instrumen kebijakan pemerintah di bidang perberasan. Pertama, sejak 2017 tidak ada lagi penyaluran captive market terhadap hasil pengadaan beras Bulog atau cadangan beras pemerintah (CBP), sehingga menyebabkan kapasitas penyerapan beras Bulog semakin sempit.

“Beras kan bagaimanapun memiliki beban atas biaya pengadaan maupun beban biaya penyimpanannya. Jadi kalau tidak bisa disalurkan, beban ini akan semakin bertambah dan memiliki potensi beras yang bertambah stoknya dan mutunya semakin tua umurnya,” ujar Agus dalam pemaparannya di Alinea Forum Online bertema “Memperkuat CBP dari Pengadaan dalam Negeri”, Senin (17/4).

Sebagai bukti, mulai 2019, kata Agus untuk pengadaan, penyaluran, stok terus mengalami penurunan. Namun penyaluran masih lebih besar daripada pengadaan, sehingga ini menyebabkan CBP terus menurun sampai saat ini.

“Perubahan kebijakan sangat berpengaruh sekali terhadap kondisi perberasan yang dikelola oleh Bulog,” kata Agus.