Pengembangan KEK Sanur diyakini dorong perekonomian nasional dan lokal

Pemerintah membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan dan Pariwisata pertama yang berlokasi di Sanur, Bali

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) Rumah Sakit (RS) Internasional Bali yang terletak di KEK Sanur, Kota Denpasar, Bali, pada Senin (27/12/2021). Foto BPMI Setpres/Laily Rachev

Pemerintah membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan dan Pariwisata pertama di Sanur, Bali. Proyek ini merupakan kerja sama antara PT Hotel Indonesia Natour (HIN), anak perusahaan PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero), dengan PT Pertamina Bina Medika - Indonesia Healthcare Corporation (IHC).

Menteri BUMN, Erick Thohir, meyakini, pengembangan KEK Kesehatan dan Pariwisata Sanur akan mendorong perekonomian nasional maupun lokal karena diproyeksikan menyerap 4%-8% masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri. Dengan demikian, jumlah pasien yang berobat di KEK Sanur akan mencapai 123.000-240.000 orang pada 2030.

"Potensinya cukup besar sehingga bisa menjadi prioritas untuk menghidupkan kembali kegiatan pariwisata di Bali,” kata Erick dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (16/10).

KEK Sanur juga didorong untuk menjadi lokasi investasi baru sekaligus menyerap tenaga kerja. Setelah beroperasi penuh, KEK Sanur diharapkan dapat menyerap 43.000 tenaga kerja dan menambah total perolehan devisa hingga US$1,28 miliar pada 2045.

Erick menambahkan, intervensi ini harus dilakukan agar masyarakat Indonesia tidak perlu lagi berobat ke luar negeri. Sebab, kehadiran proyek tersebut akan meningkatkan pelayanan kesehatan yang prima dan berkelas dunia di Tanah Air.