Penggunaan LPG subsidi tidak tepat sasaran

Banyak orang kaya yang menggunakan LPG subsidi.

Pekerja mengangkut tabung gas elpiji 3 kg bersubsidi di Pangkalan Gas di Cibubur, Jakarta Timur, pada Sabtu (25/4/2020). Foto Antara/Asprilla Dwi Adha

Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR Said Abdullah mengatakan, subsidi liquified petroleum gas (LPG) sebagian besar dinikmati kalangan tergolong mampu. Oleh karenanya, subsidi yang digelontorkan pemerintah tidak tepat sasaran.

"Bukan saja subsidinya tidak tepat sasaran, tetapi juga tidak menolong keluarga miskin yang membutuhkan LPG," kata kepada Alinea.id, Rabu (29/12).

Menurutnya, jika harga minyak dan gas (Migas) semakin naik, maka subsidi yang dikeluarkan semakin boros. Meski demikian, Said memproyeksikan alokasi subsidi energi tahun ini masih mencukupi, terlebih saat ini sudah di penghujung tahun.

"Pada tahun depan dengan reformasi subsidi, khususnya sektor energi, saya berharap subsidi energi sebesar Rp134 triliun bisa lebih tepat sasaran," ujarnya.

Besaran subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah, menurutnya, juga sudah memperhitungkan potensi kenaikan harga Migas.