Prospek suram emiten properti saat dan setelah pandemi

Pada kuartal kedua, penjualan diprediksi bakal lebih buruk dibandingkan kuartal sebelumnya. 

Warga melintas di perumahan bersubsidi di Bojong Gede, Bogor.Antara Foto/Yulis Satria.

Pandemi Covid-19 telah membuat bisnis properti nelangsa. Tidak ada jaminan usai pandemi Covid-19 ini berlalu bisnis properti kembali menggeliat. Tanpa relaksasi dari pemerintah, prospek bisnis properti pada tahun ini suram.  

Akibat Covid-19 pembangunan properti macet, pengiriman proyek terlambat, dan pembayaran pinjaman tersendat. Terakhir, pembayaran utang pengembang serta nasabah KPR ke bank juga tertunda. 

Kendati situasi berangsur-angsur normal, bakal terjadi kondisi pembeli menunda atau membatalkan pembelian properti. Artinya pada kuartal kedua penjualan diprediksi bakal lebih buruk dibandingkan kuartal sebelumnya. 

Krisis ekonomi karena Covid-19 pun telah menarik kepercayaan pembeli ke level terendah dalam membuat keputusan membeli properti. "Orang yang membeli rumah untuk investasi sudah hampir tidak ada. Pengembang properti sekarang lebih ke arah menjaga apa yang ada saat ini," kata Sekretaris Jenderal Apindo Eddy Hussy. 

Imbasnya prospek saham perusahaan properti bakal suram.