Perempuan pegiat UMKM: Membuka peluang kesetaraan dalam bisnis

Perempuan pegiat usaha di marketplace mampu memberdayakan ibu rumah tangga, kaum difabel serta lanjut usia dalam membangun bisnis.

Ilustrasi Alinea.id/MT. Fadillah.

Tidak mudah bagi Difansa Rachmani meramu makanan bagi anak sulung dan anak keduanya yang didiagnosa autis. Begitu banyak pantangan bahan makanan hingga cara memasak membuat ibu empat anak ini harus memutar otak.

“Tahun 2017 sudah dapat diagnosisnya, kami cari infonya bagaimana mereka bisa hidup lebih baik karena perilakunya beda dengan anak lain,” sebutnya saat berbagi kisah dalam ‘Virtual Media Briefing: Hari Kartini, Tokopedia Dorong Kesetaraan Peluang untuk Bersama Pulihkan Ekonomi Indonesia’, Kamis (21/4).

Difa kemudian bergabung dengan komunitas orang tua anak berkebutuhan khusus (ABK). Dari situ ia mengetahui ternyata anak autis tidak hanya membutuhkan terapi, tetapi juga diet khusus agar tidak mengakibatkan perubahan perilaku.

“Untuk makanan harus dijaga, misalnya bikin keripik goreng dengan minyak kelapa. Alat masak juga harus yang dari kaca atau stainless steel, karena ada residu yang bisa sebabkan mereka lebih hiperaktif jika menggunakan alat masak lain,” ungkapnya.

Hasil diskusi dengan para orang tua ABK akhirnya banyak melahirkan resep-resep penganan dan minuman yang ‘aman’ bagi ABK. Hingga tercetuslah ide untuk membuat toko khusus yang menjual makanan bagi special needs.