Jiwasraya hingga coronavirus guncang pasar modal di awal 2020

Kasus Jiwasraya dan wabah coronavirus membuat pasar modal tidak bisa menikmati 'January effect'.

Ilustrasi pergerakan Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI). Foto Antara.

Siklus tahunan 'January effect' yang dinanti-nanti di pasar modal tidak terjadi pada 2020 ini. Dalam siklus ini, biasanya mayoritas saham mengalami kenaikan signifikan.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak pembukaan perdagangan awal tahun hingga pembukaan perdagangan hari ini, Selasa (28/1), telah mengalami penurunan 2,7% dari level 6.283 ke 6.110.

Vice President Sucor Sekuritas Bernadus Wijaya mengatakan January effect tahun ini memang tidak berjalan dengan baik akibat sentimen global berupa penyebaran coronavirus di China dan sentimen domestik terkait penindakan kasus PT Asuransi Jiwasraya (Persero).

"Ketakutan akan coronavirus itu sangat nyata karena sudah lebih 4.000 orang terinfeksi dan 100 lebih orang telah tewas. Hal ini juga melumpuhkan perekonomian di China karena 8 kota sudah diisolasi sehingga perekonomian tidak berjalan," kata Bernadus, ditemui di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (28/1).

Bernadus melanjutkan, parahnya lagi, wabah ini terjadi saat Tahun Baru Imlek dan menyebabkan aktivitas perekonomian terhambat. Biasanya saat Tahun Baru imlek, kata Bernadus, perekonomian di China sedang kencang-kencangnya.