Pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,44%, Bahlil sebut investasi hilirisasi berperan penting

Kenaikan konsumsi rumah tangga yang terjadi karena adanya peningkatan daya beli.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono. Youtube.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono, melaporkan melalui rilis BPS pada Jumat (5/8) bahwa ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan 5,44% year on year (yoy) pada triwulan II-2022. 

Pertumbuhan ini didukung oleh naiknya konsumsi rumah tangga menjadi 5,51% yoy yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi sebesar 2,92%, net ekspor yang naik di posisi 19,74% yoy sehingga menyumbang 2,14%. Sementara, posisi Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi sebesar 3,07% yoy dan andil terhadap pertumbuhan ekonomi sebanyak 0,94%.

Kenaikan konsumsi rumah tangga sendiri berdasarkan data BPS dipicu daya beli masyarakat bawah yang terbantu oleh subsidi dan meningkatnya aktivitas belanja masyarakat kelas menengah-atas, terutama di momen bulan Ramadan dan Idulfitri. Sedangkan, pada PMTB atau investasi, peningkatan terjadi karena adanya pertumbuhan barang modal, seperti mesin, kendaraan, bangunan, dan konstruksi lainnya, serta peningkatan realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Dalam Negeri (PMDN).

Lebih lanjut data BPS juga menyebutkan, kenaikan kinerja ekspor di triwulan II-2022 karena adanya kenaikan harga komoditas unggulan ekspor dan melonjaknya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang mempengaruhi pertumbuhan ekspor jasa.

Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, kenaikan konsumsi rumah tangga yang terjadi karena adanya peningkatan daya beli merupakan bukti adanya kepastian pendapatan dan lapangan kerja.