Pertumbuhan ekonomi RI dinilai belum berkualitas, ini indikatornya

Menurut HIPPI, setiap pertumbuhan ekonomi 1% akan mampu menyediakan sekitar 250.000 hingga 500.000 lapangan kerja.

Petugas mengingatkan warga agar menjaga jarak saat mengantre penyaluran bansos tunai Kemensos, di Kantor Pos Khatib Sulaiman, Padang, Sumatera Barat, Jumat (15/5/2020). Foto Antara/Iggoy el Fitra/pras.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2021 berhasil tumbuh sebesar 7,07%. Namun, pertumbuhan tersebut dinilai belum berkualitas, jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada kondisi normal.

"Kita akui sekalipun pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 ini naik signifikan yang membawa kita keluar dari zona resesi, tapi kualitas pertumbuhannya tidak sama dikala kita dalam situasi normal," kata Ketua Umum Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Sarman Simanjorang dalam keterangannya, Sabtu (7/8).

Dia menjelaskan, indikator pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yaitu, setiap pertumbuhan ekonomi 1% akan mampu menyediakan lapangan pekerjaan di kisaran 250.000 hingga 500.000.

Kemudian, indikator yang kedua adalah mampu mengurangi angka kemiskinan. Namun, dengan memperhatikan realitas yang ada, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) angka pengangguran hampir menembus angka 9,77 juta atau sekitar 7,07%.

Angka kemiskinan juga demikian, bahwa dengan bertambahnya angka pengangguran, memicu naiknya jumlah penduduk miskin yang mencapai 10,19%,