Prabowo sebut ekonomi Indonesia bodoh, Kadin: Tak bisa pakai feeling

bicara ekonomi harus berdasarkan kebijakan yang cepat, tepat, komprehensif, terstruktur dan terukur.

Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (tengah) dan Sandiaga Uno (kanan) didampingi Dewan Penasehat BPN Amien Rais (kiri) memberikan keterangan pers. Antara Foto

Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Rosan Perkasa Roeslani, angkat bicara mengenai pidato Prabowo Subianto yang menyebut ekonomi yang dijalani Indonesia saat ini adalah ekonomi kebodohan. Menurutnya, dirinya tak sependapat dengan pernyataan Prabowo itu yang disampaikan saat mengunjungi acara Musyawarah Nasional Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). 

Menurutnya, pemerintah sejak awal sudah bisa mengidentifikasi hal-hal yang menjadi masalah perekonomian di Indonesia saat ini. Pihaknya pun tak luput turut memberikan solusi terkait permasalahan ekonomi kepada pemerintah. Dari identifikasi dan banyak masukan, pemerintahan pun akhirnya telah menjawabnya. 

“Nah, ini yang dilakukan oleh presiden kita yang action oriented. Permasalahannya dan solusinya pun sudah dijalankan,” kata Rosan di Jakarta pada Senin, (15/10). 

Dalam menjalankan suatu kebijakan, kata Rosan, dibutuhkan kerjasama yang menyeluruh antara pemerintah, dunia usaha dan pemangku kepentingan. Terlebih, dalam dunia usaha pemerintah selalu berbicara berdasarkan fakta dan data. 

“Tidak bisa berbicara ekonomi berdasarkan feeling atau perasaan, (bahkan) hanya dari mendengar saja. Jadi semua harus berdasarkan kebijakan yang cepat, tepat, komprehensif, terstruktur dan terukur,” ujarnya.