Publik merasa pemulihan ekonomi dan kesehatan menjadi sentimen positif

Hal itu tidak terlepas dari serangkaian kebijakan yang cukup besar dari pemerintah.

Direktur Eksekutif Next Policy Fithra Faisal Hastiadi. Foto Antara/Ade Irma Junida.

Direktur Eksekutif Next Policy Fithra Faisal Hastiadi memperkirakan, akan terjadi gejolak kenaikan perekenomian sebesar 17%-18% pascaterjadinya pandemi. Hal itu terlihat dari sentimen positif masyarakat terhadap perekonomian pascapandemi.

“Pemulihan ekonomi dan juga pemulihan kesehatan ini menjadi sentimen publik terhadap perekonomian pada saat ini dan situasinya lebih baik dibandingkan 2012. Kita melihat juga di kuartal kedua, di mana perekonomian tumbuh di atas 7%," jelas dia dalam diskusi daring, Sabtu (4/12).

Untuk diketahui, krisis Eropa pada 2012 berpengaruh kepada Indonesia yang dimulai dari transaksi barang dan jasa ataupun lalu lintas modal dalam neraca pembayaran. Di sebabkan ekspor bahan baku mulai mengalami penurunan ke Eropa.

Resesi Eropa dan Amerika Serikat pada saat itu, menyebabkan penurunan permintaan yang signifikan. Arus keluar modal juga mengalami gangguan yang menyebabkan rupiah mulai lemah. Secara umum, dampak krisis di Eropa ini, menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia melemah, menurunnya permintaan impor, turunnya nilai impor, dan tingkat inflasi yang tinggi. 

Dia menambahkan, meskipun pertumbuhan ekonomi yang terjadi, berasal dari efek pemulihan pascapandemi. Tetapi, pertumbuhan saat ini, menjadi salah satu yang tertinggi dibandingkan dengan kondisi selama satu dekade terakhir.