Ramai-ramai berebut pasar pendidikan digital

Bisnis pendidikan daring bagi usia sekolah dasar hingga tinggi menjamur di era pandemi.

Ilustrasi Alinea.id/Bagus Priyo.

Sudah lebih dari satu tahun, para pelajar dari seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia melaksanakan pembelajaran daring. Namun, sistem belajar daring dari pendidikan dasar hingga tinggi dinilai tak efektif oleh sejumlah pihak.

Bahkan, laporan tentang framework pembukaan kembali sekolah yang dikeluarkan bersama oleh UNESCO, UNICEF, World Bank, dan WFP pada bulan April 2020, melansir pandemi merusak pendidikan, perlindungan, dan kesejahteraan anak-anak.

Belum lagi potensi anak-anak bisa kehilangan pembelajaran selama lebih dari satu tahun menyusul penutupan sekolah seperti diungkapkan Michelle Kaffenberger, akademisi dari Blavatnik School of Government, University of Oxford.

Kondisi ini akhirnya membuat bisnis startup pendidikan berbasis teknologi (edtech) menjamur bak cendawan di musim hujan. Pelaku bisnis memiliki visi dan misi hampir sama, yakni mengisi potensi learning loss yang dapat dialami para pelajar. 

"Dengan kondisi pandemi dan harus daring, ya wajar kalau edtech ini tumbuh pesat," kata Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji, saat dihubungi Alinea.id, Senin (23/8).