REI: Industri tidak bisa bergerak

Pemerintah diminta memberikan kemudahan perizinan pengembangan properti menyusul tekanan yang dialami industri tersebut

Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Real Estat Indonesia (REI) Soelaeman Soemawinata minta agar pemerintah memberikan kemudahan perizinan pengembangan properti menyusul tekanan yang dialami industri tersebut ./AntaraFoto

Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Real Estat Indonesia (REI) Soelaeman Soemawinata minta agar pemerintah memberikan kemudahan perizinan pengembangan properti menyusul tekanan yang dialami industri tersebut akibat kenaikan suku bunga dan tingginyanilai tukar dollar AS

"Saat ini industri tidak bisa bergerak lagi, kami berharap bersama-sama dengan pemerintah dapat memajukan industri ini," kata Soelaeman dalam Rakerda REI DKI bertemakan "Harmonisasi Kebijakan Pemerintah Terhadap Investasi Properti Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat" di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan terdapat tiga indikator properti bisa bertumbuh. Pertama, margin yang dimiliki harus mampu memenuhi eskalasi biaya "overhead". Kedua, margin yang ada harus mampu mendukung investasi kembali proyek-proyek baru dan ketiga, margin yang ada harus mampu membayar kredit perbankan.

Namun dengan perlambatan di sektor industri properti membuat indikator pertama dan kedua sulit untuk dapat dipenuhi.

"Bahkan saya mendengar dalam kurun waktu tiga sampai empat tahun belakangan ini sudah ada karyawan properti yang tidak lagi menerima bonus, kenaikan gaji, dan lain-lain, kemudian banyak yang tidak berivestasi lagi, serta lebih memilih memanfaatkan aset yang masih dimiliki," ujar Soelaeman.

Senada dengan Ketum DPP REI, Ketum Dewan Pimpinan Daerah (DPD) REI DKI Jakarta, Amran Nukman berharap kebijakan OSS (Online Single Submission) pemerintah dapat memangkas semua sistem perizinan yang rumit bagi pengembang.