Rencana IPO Blibli, analis: Potensinya ada, growthnya ada, tetapi butuh waktu

Pendekatan terhadap penilaian indeks saham di sektor teknologi berbeda dengan saham-saham lain yang ada di bursa.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Martha Christina, dalam Media Day di Jakarta, Kamis (9/6/2022). Foto Alinea.id/Gempita Surya

Platform e-commerce PT Global Digital Niaga atau Blibli.com dikabarkan berencana menghimpun US$500 juta atau sekitar Rp7,2 triliun dari penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Juli.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina menilai, langkah Blibli tersebut, dapat dilihat sebagai diversifikasi portofolio. Kendati nilai dana ditargetkan yang tidak terlalu besar, tetapi tetap akan menambah pilihan bagi para investor.

"Kita melihatnya lebih ke arah untuk diversifikasi portofolio, bahwa ke depan potensinya ada, growthnya ada, tetapi butuh waktu," ujar Martha kepada Alinea.id, Kamis (9/6).

Rencana IPO Blibli ini, akan mengikuti jejak dua perusahaan teknologi lain, yaitu Bukalapak dan Gojek-Tokopedia (GOTO) yang telah terlebih dulu mencatatkan saham di bursa efek. BUKA mencatatkan IPO pada 6 Agustus 2021, sementara GOTO pada 11 Maret 2022.

Untuk menjajaki kemungkinan penjualan saham perdana, Blibli telah menunjuk Credit Suisse First Boston (CSBF) dan Morgan Stanley. Namun, manajemen Blibli masih belum memberikan komentar terkait kabar tersebut.