Tawarkan potensi user baru, Rumah Sahabat Desa bidik e-commerce besar

Sekitar 96,4% potensi fast moving consumer goods (FMCG) belum tersentuh sistem belanja online.

CEO Rumah Sahabat Desa, Teguh Aaron Muir Hendrata./ Dok. Rumah Sahabat Desa

Platform Rumah Sahabat Desa membidik potensi pasar di wilayah pedesaan Indonesia. CEO Rumah Sahabat Desa, Teguh Aaron Muir Hendrata mengatakan, desa menjadi pasar yang belum tersentuh hingga saat ini. 

Mengutip data lembaga survei Nielsen, Aaron menyebut jumlah masyarakat yang melakukan transaksi pada Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2018, belum mengalami peningkatan. Meskipun, nilai transaksinya melonjak dari Rp3,1 triliun pada 2017, menjadi Rp6,8 triliun pada 2018. Marketshare Fast Moving Consumer Goods (FMCG) atau kebutuhan harian pada e-commerce yang ada saat ini, juga baru mencapai 3,6% saja.

"Artinya kira-kira masih ada 96,4% potensi FMCG di luar sana yang tidak tersentuh sistem belanja online," kata Aaron dalam peluncuran Rumah Sahabat Desa di Universitas Kuningan, Kuningan, Jawa Barat, Kamis (16/1).

Dia optimistis Rumah Sahabat Desa, yang berada di bawah naungan PT Danarta Saudara Sejahtera, dapat meraup potensi pasar tersebut. Menurut Aaron, pihaknya telah memiliki mitra andalan di sejumlah desa, sebagai hasil dari menjalankan beragam program edukasi dan inklusi keuangan di berbagai kabupaten.

CEO Danarta Group ini mengungkapkan, Rumah Sahabat Desa menargetkan untuk memiliki 2.300 orang mitra jaringan di 14 kabupaten. Adapun saat ini, telah ada 1.900 orang mitra jaringan yang dimiliki Rumah Sahabat Desa.