Menimbang prospek IPO saham pengelola restoran The Grand Duck King

Perusahaan menawarkan harga Rp 1.550 - Rp 1.950 per saham dalam penawaran umum perdana. Menguntungkankah?

Perusahaan dengan merek jual restoran The Grand Duck King ini menargetkan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Juni 2018 mendatang./AntaraFoto

PT Jaya Bersama Indo Tbk (JBI) bersiap menjadi perusahaan publik. Saham perusahaan pengelola restoran The Duck King itu diyakini menarik untuk dikoleksi investor. Mengingat sektor konsumer cukup banyak mendapatkan perhatian masyarakat.  

Analis Binaartha Institutional Research Reza Priyambada mengatakan usaha kuliner di Indonesia seperti tidak ada matinya. Gaya hidup masyarakat Indonesia yang suka makan di luar rumah menjadi pendorong pertumbuhan kinerja perusahaan. "Kalau dari sisi industrinya, cukup menarik," kata dia saat dihubungi Alinea, Rabu (16/5)

JBI menawarkan harga Rp 1.550 - Rp 1.950 per saham dalam penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) saham. Perusahaan dengan merek jual restoran The Grand Duck King ini menargetkan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Juni 2018 mendatang. 

Direktur Utama Jaya Bersama Indo, Limpa Itsin Bachtiar mengungkapkan dalam aksi korporasinya ini, perusahaan menawarkan  403,8 juta lembar saham atau setara dengan 34,40% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

"Sesuai rencana, penawaran awal (bookbuilding) akan berlangsung pada 16-23 Mei, pernyataan efektif dari OJK diharapkan diperoleh akhir bulan ini", kata Limpa dalam Due Diligence Meeting dan Public Expose Penawaran Perdana Saham Perusahaan di Hotel Raffles, Jakarta.