Kemendes: Sepanjang 2022 ketimpangan perekonomian teratasi dengan dana desa

Kemiskinan di desa turun dari 14,21% pada 2015 menjadi 12,29% pada 2022.

Ilustrasi Dana Desa. Sumber foto: djip.kemenkeu.go.id

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) memaparkan kaleidoskop tahun 2022. Semua disajikan secara terukur kondisi desa sepanjang pandemi Covid-19 yang menurunkan pencemaran dan bencana, sehingga berkonsekuensi menaikkan produktivitas komoditas. 

Mendes PDTT, Abdul Halim Iskandar mengatakan, dampak dari pandemi, kebijakan pembatasan gerak penduduk pada tingkat mikro telah menurunkan kegiatan- kegiatan yang selama ini dijalankan secara bersama-sama oleh warga desa, seperti gotong royong. Sebelum pandemi atau tepatnya pada 2014-2018, ada kenaikan desa yang menyelenggarakan gotong royong, yaitu pada 73.910 desa pada 2018.

“Namun, saat pandemi (2019-2021) laju gotong royong berkurang 6.618 desa, menjadi 67.292 desa pada 2021,” kata pria yang akrab disapa Gus Halim ini, Kamis (15/12).

Gus Halim menyebut, sepanjang pandemi Covid-19 ternyata pencemaran di desa menurun, seperti pencemaran air, tanah, udara, dan ladang untuk usaha tani. Selain itu, ada pula perbaikan ekologi menurunkan bencana hidrologi dan kekeringan di desa, seperti tanah longsor, banjir, banjir bandang, gelombang pasang laut, angin kencang, kebakaran hutan sekitar desa, kekeringan lahan, pencemaran udara, dan pembakaran ladang untuk usahatani.

Perbaikan ekologi dan penurunan bencana hidrologi maupun kekeringan di desa akhirnya meningkatkan produktivitas tanaman semusim, contohnya peningkatan produktivitas budidaya padi. Kini, produktivitasnya mencapai 52,26 kuintal/hektare. Sementara, saat pandemi di angka 51,14 kuintal/hektare.