Setelah 'longsor', kapan aset kripto bakal kembali melesat?

Aset kripto mengalami kejatuhan harga pada 2022-2023 namun jumlah investornya terus bertambah.

Ilustrasi Alinea.id/Debbie Alyuwandira.

Altafasalya Ardnika Basya/AAB (23) tega menghabisi nyawa juniornya di jurusan Sastra Rusia, Universitas Indonesia, MNZ. Mahasiswa angkatan 2019 ini sebenarnya memasuki tahun terakhirnya menempuh strata 1. Namun, alih-alih menyelesaikan pendidikannya, ia justru terlibat tindak kriminal yang ia lakukan di kos korban, kawasan Beji, Depok Jawa Barat.

AAB juga mengambil barang-barang berharga milik korban yakni Macbook, iPhone hingga dompet. Keduanya memang saling kenal dan sama-sama berinvestasi pada salah satu platform investasi aset kripto. Wakil Kasatreskrim Polres Depok AKP Nirwan Pohan mengatakan motif AAB membunuh korban adalah karena iri investasi kripto korban untung dan ingin menguasai harta korban.

"Si pelaku dan korban berteman dan tahu korban ini punya banyak duit lah," ujarnya pada konferensi pers, Sabtu (5/8).

Lebih lanjut, motif pelaku tak lain disebabkan kegagalan dalam investasi aset kripto. Jika MNZ kerap mengalami untung, sebaliknya AAB mengalami kerugian sejak awal tahun sebesar Rp80 juta yang menyebabkannya kehabisan uang.

Dia juga terlilit utang dengan teman-temannya senilai Rp12 juta dan pinjaman online sebesar  Rp3 juta. Meski belum sampai diteror untuk melunasi utang pinjolnya, AAB mengaku putus asa untuk melunasi utangnya dengan cepat. Di sisi lain, kesuksesan MNZ dalam investasi aset kripto membuatnya iri hati dan kemudian gelap mata.