Startup Sayurbox putus kerja 5% karyawan

Langkah ini diambil agar perusahaan bisa tetap bertahan.

Ilustrasi startup Sayurbox. Foto istimewa

Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di startup semakin menjalar. Terbaru, perusahaan rintisan atau startup yang berfokus pada bisnis e-grocery  yaitu Sayurbox ikut melakukan PHK terhadap sejumlah karyawannya yang secara resmi diumumkan  Selasa (6/12). PHK ini sebagai langkah perusahaan untuk mengefisiensi karyawan  hingga 5% dari total keseluruhan organisasi.

“Terkait PHK ini, Manajemen Sayurbox menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya pada karyawan yang terkena dampak efisiensi. Ini menjadi langkah Sayurbox untuk menjadi perusahaan yang mandiri secara finansial dan tumbuh sustainable dalam jangka panjang di tengah tantangan makroekonomi global,” tulis Co Founder dan Chief Executive Officer Sayurbox Amanda Susanti, dalam keterangan resminya yang diterima Alinea.id, Rabu (7/12).

Amanda mengakui, aksi PHK ini menjadi pilihan yang sulit dan tak bisa dihindari oleh perusahaan. Langkah ini diambil agar perusahaan bisa tetap bertahan.

“Keputusan sulit ini tidak dapat dihindari supaya perusahaan lebih agile dan mampu menjaga tingkat pertumbuhan sehingga terus memberikan dampak positif bagi para konsumen, mitra pengemudi, serta ribuan petani dan produsen lokal yang bekerja sama dengan kami, dan supaya bisnis bisa sustainable dalam jangka panjang,” ujar Amanda.

Sayurbox memastikan, tiap karyawan yang terdampak PHK akan memperoleh paket kompensasi sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu perusahaan juga akan memberikan sejumlah program pendampingan yang bisa membantu karyawan yang terdampak PHK untuk memperoleh kesempatan dalam mencari pekerjaan dari perusahan-perusahaan yang memiliki lowongan pekerjaan.