Strategi InDrive dukung transisi energi

InDriver sebut Indonesia berpeluang besar untuk bisnisnya.

Director of Ride-Hailing, InDrive, Roman Ermoshin (tengah) dalam konferensi pers di acara Rebranding InDrive, di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (11/10). Alinea.id/Erlinda PW

Director of Ride-Hailing, InDrive, Roman Ermoshin menjelaskan, InDrive sebagai salah satu aplikasi ojol yang ada di Indonesia sejak 2021 turut mengupayakan pemerintah Indonesia untuk mendukung penggunaan energi hijau. Dengan kondisi harga minyak yang saat ini terus cenderung naik dengan cepat, tentu kendaraan berbasis listrik pun akan semakin meningkat baik jenis motor, mobil, skuter, dan lainnya.

“Strategi kami untuk mendukung transisi energi ini adalah kami memberikan kesempatan bagi seluruh calon mitra driver (pengendara) yang telah memiliki kendaraan listrik, bisa mendaftar menjadi mitra kami dengan kendaraan listrik yang dimilikinya,” ujar Roman kepada Alinea.id usai acara Rebranding InDrive, di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (11/10).

Meski tak segencar seperti kompetitor lain dalam mendukung transisi energi, namun Ramon yakin bahwa kendaraan listrik juga akan menjadi kendaraan masa depan. Dengan demikian, pembangunan fasilitas pendukung lainnya pun akan tersedia secara masif, seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).

“Kendaraan listrik tentu akan menjadi masa depan kita, dan fasilitas pendukungnya akan semakin banyak,” ujarnya.

Dalam laporannya, Ramon menyebut, Indonesia merupakan wilayah Asean yang sangat berpotensi bagi InDrive. Penyedia jasa ojol ini diketahui telah tersebar di 47 negara dan 707 kota, kawasan, serta negara yang dianggap paling produktif bagi industri, seperti Amerika Latin, Asean, Pakistan, dan Brasil.