Strategi tayangkan siaran ulang demi pangkas beban operasional

Pemerosotan pendapatan iklan memaksa emiten media mencari strategi baru untuk menekan biaya operasional.

Sinetron Si Doel Anak Sekolahan kembali mengudara di stasiun televisi RCTI. Alinea.id/Dwi Setiawan.

Sepulang salat jumat di masjid, Harisman (44 tahun) tidak langsung membuka laptop untuk kembali bekerja. Ia menyantap gado-gado yang baru saja dibeli dari warung dekat rumah sembari menonton sinetron “Si Doel Anak Sekolahan” di televisi.

Hari itu (12/6), sinetron lawas yang dibintangi Rano Karno sebagai pemeran utamanya ini kembali disiarkan stasiun televisi RCTI dengan kemasan spesial bertajuk “Si Doel Spesial Mandra”. Episode ini mengemas kembali beberapa cuplikan adegan lucu dan jenaka seorang Mandra, salah satu karakter dalam sinetron yang kerap membuat penonton terpingkal-pingkal.

Kejenakaan Mandra yang khas akan candaan kampung-kampung di Jakarta mengingatkan Harisman akan masa mudanya bersama teman-teman sejawatnya dahulu. “Serasa nostalgia kalau nonton Si Doel,” kata Harisman saat berbincang dengan Alinea.id, di rumahnya di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Harisman mengaku, selama masa penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ia sering menghabiskan waktu dengan menonton televisi. Sehari minimal 3-4 jam waktunya habis untuk menonton sinetron atau berita di televisi swasta nasional.

Padahal, sebelum coronavirus disease (Covid-19) menyebar ke Indonesia, pria yang berprofesi sebagai akuntan di salah satu perusahaan swasta ini nyaris tidak pernah bersentuhan dengan televisi. Setiap hari waktunya habis di kantor atau berurusan dengan klien di luar rumah.