Subsidi LPG 3 kg bakal dicabut, YLKI ungkap potensi penyimpangan

YLKI khawatir masih ada salah pendataan dan rentan praktik patgulipat.

Antrean warga membeli elpiji tiga kilogram bersubsidi pada ajang pasar murah yang digelar di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (17/12)/Foto Antara/Mohamad Hamzah

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) merespons rencana pemerintah dalam hal ini Tim Nasional Penanggukangan dan Pengentasan Kemiskinan (TNP2K) menghapus subsidi LPG 3 kilogram alias gas melon pertengahan tahun ini. Distribusi gas elpiji 3 kg tersebut nantinya bersifat tertutup, melalui kartu kendali. 

Nantinya, rumah tangga miskin pengguna gas melon akan diberikan secara cash, dan harga elpiji di pasaran akan dinaikkan sesuai harga pasar, sekitar Rp 35.000 per tabung.

Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengaku memahami kebijakan tersebut. Namun pihaknya khawatir masih ada salah pendataan, atau praktik patgulipat, sehingga berpotensi terjadi penyimpangan.

"Misalnya rumah tangga tidak miskin, tapi dekat dengan Ketua RT/RW, akhirnya mendapat subsidi. Dan sebaliknya, rumah tangga miskin yang tidak dekat dengan Ketua RT/RW malah tidak mendapatkan subsidi," ujar Tulus dalam keterangannya, Jumat (17/1). 

Bila disubsidi diberikan secara cash, sambung dia, pemerintah harus menjamin dana tersebut tidak digunakan untuk sesuatu yang tidak berguna.