Survei Continuum: 95,9% masyarakat Indonesia tak khawatir isu resesi 2023

Bahkan di media sosial pun masyarakat cenderung aktif membagikan tips untuk menghadapi resesi, contohnya berhemat namun tetap konsumtif.

Ilustrasi Alinea.id/Oky Diaz.

Analis Continuum Data Indonesia Natasha Yulian menyebutkan, hanya sedikit sekali masyarakat Indonesia yang merespons khawatir terhadap isu resesi di 2023. Pernyataan ini berdasarkan hasil survei yang dilakukan Continuum Data Indonesia mengenai respons masyarakat terhadap resesi 2023 dengan pendekatan big data yaitu, media sosial.

Survei ini dilakukan dengan mengumpulkan akun media sosial pribadi masyarakat Indonesia yang telah dipastikan bebas dari keterlibatan media dan buzzer. Kemudian kutipan perbincangan di media sosial tersebut dianalisis melalui analisis eksposur perbincangan, analisis sentimen, dan analisis topik perbincangan.

“Profil data diperoleh dengan periode 17 Oktober 2022 hingga 1 November 2022. Data berhasil dikumpulkan dari 51.525 akun media sosial dengan pembicaraan sebanyak 60.871 kali. Perbincangan terjadi paling banyak berasal dari Pulau Jawa yang mencapai 78,5%,” jelas Natasha dalam pemaparannya di diskusi publik “Respons Indef terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal III-2022”, Selasa (8/11).

Dari data yang dihimpun, hasilnya menunjukkan secara keseluruhan terjadi tren penurunan yang fluktuatif. Natasha mengungkapkan, perbincangan soal resesi 2023 akan mengalami kenaikan jika terjadi peristiwa tertentu. Salah satunya pada 20 Oktober 2022 yang ramai di media sosial tentang influencer yang membuat video fear mongering tentang resesi 2021.

Fear mongering ini adalah kampanye yang menjual ketakutan masyarakat dengan mencampurkan rumor atau isu yang sedang hangat di masyarakat ditambah dengan “bumbu menakut-nakuti” dengan tujuan untuk memengaruhi pendapat atau tindakan publik terhadap sesuatu,” ujarnya.