Survei: Preferensi belanja daring meningkat jadi 56%

Masyarakat menghabiskan lebih banyak uang untuk belanja kebutuhan dasar.

Pengguna Tokopedia bertransaksi melalui gawai, di Jakarta, Senin (4/5/2020)/Foto Antara/Puspa Perwitasari.

Survei Global Standard Chartered menyatakan covid-19 telah membuat konsumen berbelanja non-tunai lebih hati-hati dan teliti. Hampir 70% responden survei di Indonesia dan dua pertiga di seluruh dunia setuju bahwa Covid-19 membuat mereka lebih positif mengenai berbelanja secara daring.

Namun, mereka juga harus lebih berhati-hati dengan pengeluaran mereka dan menginginkan cara baru untuk melacak uang mereka secara digital.

Survei tersebut dilakukan terhadap 12.000 orang dewasa di 12 negara seperti Hongkong, India,Kenya, China Daratan, Malaysia, Pakistan, Singapura, Taiwan, Uni Emirat Arab, Inggris, dan AS. 

Di Indonesia, preferensi konsumen untuk berbelanja daring telah meningkat 16% (dari 40% sebelum pandemi menjadi 56% pada saat pandemi). Sementara tren global menunjukkan sepertiga total responden lebih memilih belanja daring sebelum pandemi, kini hampir setengah (48%) lebih memilih metode tersebut untuk pembelian barang di masa mendatang.

Peningkatan preferensi untuk pembayaran daring ini berlaku untuk berbagai pembelian, dari bahan makanan dan perjalanan hingga perangkat digital. Hasilnya, 80% orang di Indonesia (dan 64% secara global) sekarang mengharapkan negara ini menjadi sepenuhnya menjadi non-tunai, dengan sebagian besar masyarakat mengharapkan transisi ini terjadi pada tahun 2025.