Surya Esa Perkasa rugi Rp485,7 miliar selama 2020

Penurunan kinerja disebabkan oleh pelemahan harga serta penurunan produksi amonia di tahun 2020 akibat Covid-19.

Kilang LPG PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) di Palembang, Sumatera Selatan. Foto dokumentasi perseroan.

Perusahaan yang bergerak di sektor energi dan kimia, PT Surya Esa Perkasa Tbk. (ESSA) mencatatkan penurunan pendapatan 21% pada 2020, menjadi US$175,5 juta atau setara dengan Rp2,537 triliun (kurs Rp14.456/US$). Pada 2019, Surya Esa Perkasa mencatatkan pendapatan US$221,9 juta.

Selain mengalami penurunan pendapatan, perseroan juga mencatatkan rugi bersih senilai US$33,6 juta atau Rp485,7 miliar. Penurunan kinerja ini terjadi akibat adanya pelemahan harga serta penurunan produksi amonia di tahun 2020 akibat Covid-19.

Dari sisi kinerja operasionalnya, emiten berkode ESSA ini mencatatkan produksi LPG sebesar 61.448 metrik ton (MT) atau turun 17,9% dari 74.871 MT di 2019. Kemudian, produksi kondensat perseroan tercatat sebesar 139.961 barel atau turun 15,1% dari 164.948 barel di 2019. Produksi amonia ESSA tercatat sebesar 659.734 MT atau turun 13,9% dari 766.988 MT di 2019. 

Presiden Direktur dan Chief Executive Officer ESSA Vinod Laroya mengatakan, ESSA bakal meningkatkan kinerjanya seiring dengan pemulihan harga dan permintaan di pasar global. ESSA melihat ada potensi kenaikan yang signifikan untuk mengembangkan amonia biru.

"Meskipun harga amonia mengalami penurunan secara signifikan akibat dampak Covid-19 yang mengakibatkan pelambatan di tahun 2020, tetapi menurut kami pasar Amonia relatif mampu bertahan terhadap pandemi," kata Vinod dalam keterangan resminya, Senin (22/3).