SVB ambruk, ekonom: Tak akan berdampak signifikan ke Indonesia

Kendati demikian, Eko masih meyakini ambruknya SVB tidak akan berdampak signifikan terhadap Indonesia.

Ilustrasi. Foto Pixabay

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto kembali mewaspadai adanya resesi global usai Sillicone Valley Bank (SVB) dan Signature Bank di Amerika Serikat (AS) ambruk. 

Kejatuhan dua perbankan yang cukup besar di AS ini, menurutnya sebagai bentuk ketidakmampuan perbankan dalam beradaptasi dari agresivitas suku bunga yang ditetapkan bank sentral AS atau Federal Reserve sepanjang 2022.

“Adanya isu SVB ini dan dipicu terjadinya di sektor keungan, ya saya rasa bisa memicu resesi global kalau enggak segera ditangani,” kata Eko dalam diskusi Indef, Kamis (16/3).

Padahal kata dia, sebelumnya dunia baru saja mendapat angin segar bahwa global akan terbebas dari resesi setelah China membuka kran ekonominya. Namun usai kabar SVB tersiar, Eko menilai dampaknya akan segera merembet ke Eropa, apalagi inflasi di beberapa negara maju masih terpantau tinggi.

“Fluktuasi di global ini tidak mudah. Di negara-negara maju pemulihan ekonominya atau pengendalian inflasinya masih dengan menaikkan suku bunga acuan. Jadi probabilitas resesi tidak terhindarkan kalau menurut saya,” kata dia.